Sabtu, 05 Januari 2013

Love is Blind

Fanfiction


Cast : Kwon Jiyong (G Dragon / GD) Big Bang, Seohyun SNSD, Cho Kyuhyun Super Junior

Ini baru pertama kalinya aku buat dan post fanfiction di blog, maaf kalau ada typo dan cerita yang tidak bagus -_-
Terinspirasi dari lagu GD - That XX
Semuanya hasil karyaku tanpa co-pas fanfic lain

Selamat membaca



Aku melihatmu datang ke kampus dengan senyum yang sangat cerah. Ah andai saja kamu tersenyum untukku dan karenaku. Tapi semua itu tidak mungkin karena kamu sudah dengan orang brengsek, orang yang akan membuatmu sakit hati. Orang yang membuatmu menderita

“Jiyooong” panggil kamu masih dengan senyuman yang megah itu. Aku hanya melambai kearahmu yang sedang berlari menuju kearahku. Aku senang sekali melihat senyummu

“Ada apa? sepertinya kamu senang sekali” tanyaku saat kamu sudah berada disampingku

“Ah hari ini aku senang sekali. Jiyoooong aku sangat mencintai dia. Sangat sangat sangat” katamu dengan gembira. Aku hanya tersenyum kaku mendengar perkataanmu yang pastinya sangat membuat hatiku seperti ditusuk oleh besi yang sangat besar.

“Kyuhyun maksudmu?” tanyaku yang sebenernya sangat malas menyebut nama orang yang membuatmu seperti orang bodoh ini. Tapi aku bisa apa, kamu sudah bahagia dengan dia.

“Yaiyalah memang siapa lagi? Dia memberiku ini dan dia juga memakainya. Itu tandanya kita saling memiliki. Ah aku senang banget Jiyong” katamu sambil menunjukkan cincin yang menempel dijari manismu. Hati ini sudah sangat panas melihat kamu memakai cincin dari dia ditambah lagi senyummu yang hanya untuk dia

“Seohyun..” ucapku tapi kamu malah menatapku dengan tatapanmu yang mebuatku tak ingin membicarakan masalah itu lagi. Masalah yang dulu sempat membuat hubungan kita renggang
Masalah yang dikarenakan seorang Kyuhyun membuat persahabatan yang kita jalin 5 tahun hampir hancur. Masalah yang mebuatmu membenciku dan tidak ingin bertemu denganku lagi. Tapi apa kamu tidak tahu kalau aku bicara jujur padamu? Dia sudah punya tunangan Seohyun! Dia hanya mempermainkanmu saja! Tapi kamu hanya menganggapku sebagai penipu. Kamu bilang padaku kalau kamu sudah bertanya ke temannya dan mereka bilang kalau aku bohong, ya jelas karena dia ingin melindungi Kyuhyunmu yang brengsek itu.
Kamu lebih percaya dengan orang yang baru kamu kenal selama 3 bulan daripada sahabatmu sendiri. Aku melihat sendiri Kyuhyun pergi dengan cewe lain ke bar, dia mencumbunya dan berteriak kalau cewe itu adalah tunangannya. Kamu malah menganggapku penipu.
“Aku sudah tidak mau bicarakan masalah itu lagi Jiyong. Terserah apa katamu, cinta itu buta” katamu masih menatap cincin yang menempel di jarimu dengan tatapan cinta.’Iya cinta itu buta. Tapi kamu terlalu buta Seohyun’

Sepulang dari kuliah aku pergi berjalan-jalan dan aku melihat pacarmu Kyuhyun sedang bersama cewe lain lagi dan dia melepaskan cincin yang kamu bilang dia juga memakainya. Apakah aku harus memfotonya dan memberikanmu bukti lagi? Tetap saja pasti kamu bilang itu saudaranya. Kamu selalu membela dia padahal aku tahu dalam hatimu kamu juga curiga Seohyun. Kenapa kamu tidak percaya padaku Seohyun?

Sampai beberapa bulan kemudian aku dihubungi eommamu sambil menangis-nangis dan bilang kalau kamu mengamuk dikamarmu. Aku yang sebenernya ada janji dengan temanku memilih pergi menemuimu. Aku melihatmu sedang menangis dan duduk dipojok kamar dengan kacau. Ada apa denganmu Seohyun? Kenapa kamu samapai seperti ini? Aku tidak pernah melihatmu serapuh ini Seohyun. Aku hanya membelai rambutmu, aku tidak sanggup berkata apa-apa

“Seohyun-ah kenapa?” kataku sambil membelai rambutmu. Tapi kamu hanya menangis, menangis, dan menangis membuatku bingung dan sedih. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini Seohyun, aku ingin melihatmu tertawa lagi, bercanda lagi, dan marah lagi meskipun itu membuat hatiku terasa sakit. Meskipun senyuman dan tawaan itu bukan buatku. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini, ini malah membuat hatiku tambah sakit Seohyun.

“Jiyong” katamu melihat kearahku lalu memelukku masih dengan tangisanmu “Mian.. mianhae aku tidak percaya denganmu. Mian mian, aku memang bukan sahabat yang baik bagimu” katamu masih dengan tangisanmu. Tanpa terasa air mataku ikut terjatuh, hatiku sakit Seohyun sangat sakit. Kenapa kamu bilang hal itu Seohyun? Kamu tidak perlu memberitahuku, kamu tidak perlu mengingatkanku. Aku tahu kalau kita sahabat, tapi aku ingin lebih Seohyun. Lebih dari sahabat.

“Kamu kenapa?” tanyaku lagi tapi kamu masih tidak menjawab pertanyaanku kamu lebih memilih untuk menangis. Menangis yang membuatku tambah sakit, aku mohon berhentilah menangis. Berhentilah!

“Dia selingkuh Jiyong, dia bersama wanita lain Jiyong. Memang apa yang salah denganku Jiyong? Apa salahku Jiyong?!” katamu sambil teriak-teriak dan melempar semua benda yang berada disekitarmu. Aku sudah menduga kalau kamu akan seperti ini kalau tahu sendirinya.

“Kamu tidak salah apa-apa Seohyun, kamu tiak salah apa-apa” bisikku sambil memelukmu setelah itu aku bisa merasakan kamu sudah agak tenangan Seohyun.

“Kenapa dia melakukan ini kepadaku Jiyong? Kenapa? Kenapa dia tidak sebaik kamu Jiyong?” ucapmu lirih

“Karena aku mencintaimu Seohyun sedangkan dia tidak, dia hanya ingin mempermainkanmu” jawabku yang tanpa dipikir terlebih dahulu. Aku meraskan tubuhmu menegang didalam pelukanku. Kamu langsung melepaskan pelukanku dan menatapku dengan tatapan yang dalam
“Saranghaeyo Seohyun” ucapku

“Mian Jiyong-ah, aku hanya menganggapmu sebagai sahabatku tidak lebih. Mian aku masih mencintai Kyuhyun, Jiyong-ah. Aku masih mencintai dia. Mian Jiyong, mianhae” katamu yang diikuti ledakan tangismu. Aku mencoba memelukmu lagi tapi kamu menepisnya

Apa yang kurang dariku Seohyun? Apa yang si brengsek itu miliki dan tidak ada padaku?
Kenapa aku tidak bisa memilikimu? Si brengsek itu tidak mencintaimu Seohyun
Sampai kapan kau akan menangisinya seperti orang bodoh?

Aku memilih meninggalkanmu, aku tidak sanggup lagi melihatmu seperti ini. Bukan karena aku membencimu karena kamu menolakku. Aku hanya tidak tahan melihatmu menangis, nangis seperti ini Seohyun. Hatiku terasa seperti teriris melihatmu seperti ini

Besoknya aku mendapat kabar kamu masuk rumah sakit. Aku langsung berlari menuju rumah sakit tanpa melihat disekitarku, aku menabrak orang yang sedang melintas, aku hampir ditabrak mobil karena menyebrang smebarangan. Aku tidak peduli, yang penting aku harus sampai ke rumah sakit. Sampai didepan kamarmu aku melihat eommamu sedang terduduk lemas di depan pintu ruanganmu sambil menangis

“Ahjuma, bagaimana keadaan Seohyun?” tanyaku tapi ahjuma masih menangis dan memelukku dengan sangat erat.

Apa maksud dari pelukan ini? Aku merasa sesuatu yang berat di hatiku. Aku hanya membalas pelukan ahjuma dengan lemas. Setelah ahjuma agak tenangan aku melepaskan pelukannya dan bertanya tentang keadaanmu. Dia bilang kamu mencoba bunuh diri setelah aku meninggalkanmu dan sekarang kamu masih kritis didalam sana. Apakah akibat dari orang itu sebegitu buruknya sampai kamu mencoba bunuh diri seperti ini? Kenapa kamu lakukan itu Seohyun-ah?

Aku masuk kekamarmu dan mendapatimu masih terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan tangan diperban dan terdapat infusan serta ada penghubung detak jantungmu di sebuah tempat tidurmu. Aku memberanikan diri berjalan kesampingmu dan menggenggam tanganmu. Aku berharap kamu akan bangun dari masa kritismu dan kita bisa bercanda, tertawa lagi seperti dulu.

“Seohyun-ah, aku Jiyong sahabatmu. Aku mohon kamu sadar, aku berjanji tidak akan membicarakan lagi masalah perasaanku kepadamu. Kita hanya sahabat Seohyun, hanya sahabat. Aku mohon kamu bangun Seohyun, bangunlah untukku. Kalau kamu tidak mau, bangunlah untuk eommamu, kasihan beliau menangis terus melihatmu seperti ini. Seohyun aku mohon bangunlah, aku akan melakukan apapun untukmu” tapi tidak ada jawaban darimu kamu hanya diam membisu. Tidak ada pergerakan darimu. Aku hanya bisa menangis, menangis dilenganmu yang bebas “Aku mohon bangunlah” gumamku

“Jiyong” bisikmu, apa aku bermimpi? Apa benar kamu sudah sadar Seohyun? Aku hanya bisa menggenggam tanganmu dengan lembut aku tidak sanggup berkata apa-apa
“Kamu mau berjanji sesuatu padaku?” tanyamu yang tentunya hanya mendapat anggukkanku
“Aku minta kamu lupakan aku, dan jaga eommaku. Aku mohon Jiyong” ucapmu. Aku hanya bisa mengagguk dan tanpa bisa kutahan air mataku mengalir dengan deras dan kamu menghapusnya dengan lembut.

“Tapi Seohyun aku tidak bisa melupakanmu.Tidak mungkin aku melupakanmu, melupakan semua kenangan kita” ucapku dan kulihat airmatamu mengalir
“Aku mohon jangan menangis lagi Seohyun, aku mohon. Istirahatlah, kamu baru sadar” ucapku sambil membelai kepalamu

“Tolong panggilkan eomma” pintamu, jujur saja aku tidak ingin meninggalkanmu sendiri disini. Aku punya firasat buruk tentangmu. Tapi aku menyanggupi permintaanmu, aku memanggil ahjuma yang masih duduk diluar ruangan dengan lemas dan menatapku dengan tatapan kosong.

“Ahjuma, Seohyun ingin menemuimu” ucapku sambil memasang senyum yang sangat aku paksakan. Eommamu menatapku tidak percaya dengan yang kukatakan tapi aku hanya mengaggukkan kepala saja

Saat aku berada di dalam ruangan, suasana sudah berbeda. Suara mesin yang nyaring itu membuatku berlari kearahmu. Aku sudah melihat eommamu menangis dipelukanmu, aku tak sanggup lagi berdiri aku hanya melihatmu dari jauh. Para dokter dan suster berlarian kearahmu. Apa yang terjadi? Ada apa ini? Baru saja aku berbicara denganmu, aku melihat kearah dokter yang seperti selesai memeriksamu. Dia hanya menggelengkan kepala ke suster dan mengucapkan sesuatu ke eommamu yang membuat eommamu histeris. Aku memberanikan diri maju ke arahmu

“Ada apa dok?” tanyaku

“Maafkan kami, saudara Seohyun telah tiada” ucap dokter itu. Tubuhku lemas, aku terjatuh rasanya aku ingin teriak, yang  aku bisa hanya menangis disampingmu

“Ini semua bohongkan dok? Dokter bohongkan? Dokter bohongkan?!” dokter itu menggelengkan kepalanya “Tadi dia masih bicara keaku dok, dia berbicara keaku dok” tangisku pecah
“Kenapa kamu meninggalkanku Seohyun! Seohyun bangun! Aku mohon bangun! BANGUN SEOHYUN! Aku mohon kabulkan permintaanku satu kali saja. Aku mohon. Seohyun aku mohon bangun” 

 FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan diberikan saran atau kritik, semoga itu bisa menjadi pelajaran untuk saya